Republik Kroto 99.......Memberikan Peluang Usaha Dengan Modal Kecil.......Pelatihan Budidaya Kroto & Sedia Bibit Kroto berkualitas........Alamat : Ds. Ploso Santren,Dsn. Ploso Kerep,Sumobito-Jombang (Dekat perlintasan rel kereta api Peterongan)........Contact : Wilis / Dany........Telp : 0321-2999349,081554114044,081217404044.

Tuesday, June 26, 2012

Semut rangrang ( Oecophylla smaragdina)






Pernah melihat semut berwarna merah yang agresif ini? Ya, inilah Semut Rangrang, atau Weaver Ant atau Green Ant, dengan nama ilmiahnya, Oecophylla smaragdina. Sifat agresif semut ini kemudian dimanfaatkan orang mengendalikan beberapa spesies hama. Beberapa pengalaman juga membuktikan bahwa semut ini dapat menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan.
Bioekologi
Pada umumnya, koloni semut rangrang dimulai oleh seekor betina yang sudah dikawini (haplometrosis), atau sekelompok betina yang sudah dikawini (pleometrosis) (Peeters & Andersen, 1989).
Semut rangrang adalah serangga eusosial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal). Mereka membuat sarang yang terbuat dari lembar-lembar daun yang mula-mula saling direkatkan oleh semut-semut pekerja, kemudian diperkuat dengan sutra yang dikeluarkan oleh larvanya. Di dalam sarang dapat ditemukan ratu semut yang berwarna hijau muda kemerah-merahan, dan ribuan semut pekerja berukuran besar (disebut “maksima”) dan berukuran kecil (disebut “minima”). Pekerja maksima bertugas untuk mencari pakan, mempertahankan dan mengelola sarang, dan memperbesar koloni, sedangkan pekerja minima bertugas mengasuh semut-semut muda, dan sekaligus beternak serangga-serangga simbion, misalnya kutu perisai. Perilaku “beternak” ini sering mengkuatirkan petani, karena hal ini berarti juga memelihara “hama potensial” pada tanaman budidaya.
Semut rangrang tidak mengumpulkan pakan di dalam sarangnya, tetapi mendapatkan pakan dengan cara “memerah” cairan manis dari kutu-kutuan atau larva kupu-kupu lycaenid, kemudian membagikannya pada larva di dalam sarang.
O. smaragdina sebagai sumber penghasilan

Meskipun gigitannya cukup menyakitkan, semut ini terbukti mampu menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan. Pengamatan Cesard (2004) di Malingping, Jawa Barat menunjukkan bahwa larva dan pupa semut rangrang yang disebut kroto, dapat dipanen dan dijual sebagai pakan burung atau umpan pancing. Di beberapa tempat lain di Jawa, bisnis kroto ini dianggap sebagai bisnis yang sangat menguntungkan.
Di Thailand, bisnis kroto ini menjadi bisnis sampingan bagi petani. Menurut Sribandit et al (2008), pendapatan petani dari bisnis ini mencapai 12,1 dollar Amerika per hari selama empat sampai lima bulan musim panen semut. Angka ini menjadikan bisnis ini menyumbangkan 30 persen dari total pendapatan petani pemanen kroto. Sebuah angka yang cukup menggiurkan!

O. smaragdina sebagai musuh alami hama

Penelitian tentang potensi semut rangrang sebagai musuh alami hama sudah dilakukan cukup lama. Huang dan Yang (1987) menuliskan bahwa semut rangrang sudah dikenal oleh bangsa China pada tahun 304 Masehi untuk mengendalikan hama kutu-kutuan pada tanaman jeruk.
Perilaku agresif semut rangrang dalam mempertahankan daerah kekuasaannya barangkali menjadi salah satu pertimbangan bagi para petani untuk menggunakannya sebagai “penjaga” tanaman terhadap gangguan hama. Kajian Van Mele di Vietnam (Van Mele & Truyen, 2002) membuktikan bahwa penerapan teknologi pengelolaan O. smaragdina yang tepat di lapangan, mampu meningkatkan potensi mereka sebagai musuh alami.
Way dan Khoo (1992) menyebutkan bahwa semut rangrang menjadi musuh alami pada sekitar 16 spesies hama yang menyerang spesies tanaman, yaitu kakao, kelapa, kelapa sawit, mangga, eukaliptus, dan jeruk. Bersama dengan kerabatnya, yaitu O. longinoda, O. smaragdina melindungi tanaman-tanaman tersebut dari serangan hama.
Penelitian lain juga membuktikan bahwa semut rangrang menjadi musuh alami hama pada tanaman lada hitam dan mahoni. Misalnya, Offenberg et al (2006) memperlihatkan bahwa semut rangrang mampu melindungi tanaman mangrove dari serangan kepiting Episesarma versicolor.

 

Type semut penghasil kroto ini adalah pemakan segala, mereka hidup dalam koloni-koloni tertentu yang sangat terorganisir dengan baik, jika kita mencoba mengusik salah satu semut saja maka semut tentara yang lain segera dating menyerbu kita.
semut rangrang memang terkenal dengan krotonya yang sekarang jadi bahan rebutan oleh pecinta burung,akhir-akhir ini harganya terus naik, untuk 1kg nya saja telur emas ini dihargai sekitar Rp120.000, (harga penjual pakan burung) bahkan bisa lebih tergantung dari kualitasnya dan masing-masing daerah. 

Tapi sayangnya populasi di alam kian berkurang,ini disebabkan karena perburuan besar-besaran oleh sejumlah orang demi sesuap nasi..Selain itu karena permintaan kroto yang terus bertambah tapi tak sebanding dengan jumlah kroto yang semakin langka, dan ini merupakan peluang yg cukup bagus, tapi gimana ya cara beternak semut rangrang ini? .............


By : Republik Kroto 99

No comments:

Post a Comment